Selasa, 11 September 2012

cerpen " Jejak Cinta Sejati"


Nadya (ya… katakanlah Aku Nadya)
Cinta memang sulit untuk dipahami, ya sangat sulit untuk kupahami
Ketika kita mau menggunakan logika rasany
Nadya (ya… katakanlah Aku Nadya)
Cinta memang sulit untuk dipahami, ya sangat sulit untuk kupahami
Ketika kita mau menggunakan logika rasanya sulit untuk dijalankan. Dan ketika kita bawakan ke dalam perasaan itupun serasa akan hambar jika tanpa perbuatan. Yah…. Cinta memang keajaiban
4 Tahun sudah aku menjalin hubungan denganmu. Ya kamu wanita yang sangat kupuja selama ini. Akhirnya kandas di tengah jalan. Cinta yang terangkai dengan kata dan perbuatan kini harus kutelan pahit-pahit . hilang dalam sekejap diterbangkan angin yang tak tau datangnya dari arah mana. Bertahun-tahun kita bangun hubungan kita dengan usaha dan penyatuan karakter yang sulit untuk dijalani. Kamu selalu bilang “cinta itu butuh pengorbanan”. Betul dan memang begitulah seharusnya. Mengorbankan keegoan pribadi untuk mempertahankan benih-benih cinta yang kita ukir bersama. Semua orang mengatakan itu di awal.
Berlalunya waktu, maka akupun melanjutkan jejak-jejak kaki masa depan yang akan kita raih bersama. Ini pun kulakukan agar kelak kita bisa bersama membangun kehidupan yang akan kita hiasin dengan canda tawa tangis dan semua kita arungi bersama. Ya… aku harus mengatakan sejujurnya bahwa “Relakan kepergianku sejenak, aku pasti kembali” katamu dengan lembut bersama sapaan bintang malam yang seakan-akan menambah indahnya lukisan kata-kata itu terangkai di masa mendatang.
Dengan sejuta harapan, tangisan dan doa merelakan jejak-jejak kaki itu menambah jumlahnya satu persatu di tiap tikungan jalanmu. Aku bahagia. Kembalilah dan bawaku bersamamu.
****
“tetep semangat ya…. Berikan yang terbaik dalam hari-harimu dan pekerjaanmu… miss u”
Kata-kata penyemangat yang entah sudah berapa kali kukirim ke inboxmu. Seminggu ya masih kudapatkan balasan sms dan teleponmu.
****
“tetep semangat ya…. Berikan yang terbaik dalam hari-harimu dan pekerjaanmu… love u… balas dunk”
****
Begitu berulang kali… sepertinya sibuk?? GALAU?? Tidak punya pulsa kayaknya udah nggak zaman deh…. HADUHHH…. Aku pun ikut Galau
****
Bulan berganti bulan. Sepertinya respect itu tetap sama. Apa yang harus kuperbuat?? Mampukah aku bertahan bersama sebait doa dan komitmen yang serasa telah dikurung dalam terali besi yang teramat susah untuk dibuka??? Akh tak kuasa membendung airmata ini. Tersenyum dalam perihnya kesendirian. Rangkaian doa serasa tertimbun oleh awan kehidupan yang mendung dan mengepul. Aku harus bertahan. Bukankah dia sudah berjanji akan membahagiakanku?? Kata-kata itu terngiang kembali dalam ingatan dan khayal.
Dan akhirnya dalam kakiku yang tertatih tanpa uluran tanganmu kucoba melangkah memijak bumi yang penuh onak duri. Sendiri. Lebih tepat dikatakan hidup dalam kesendirian. Manalah mungkin ku kuat dan bertahan jika hatimu terus menjauh dari hidupku. Tidaklah mungkin kata-kata manis terangkai sempurna bernilai 100 jika tutur sapa dan hadirmu tidak mewarnai hari.
Cinta, ya entah itu cinta namanya. Aku berjalan dan terus menapaki dalam bayang-bayang masa depan cerahku. Ku lirik arloji tanganku yang terus berputar tanpa henti. Dan ternyata hari ini dia tidak beroperasi. Kucoba mengganti mesinnya dengan elemen baru yang benar-benar mampu menggerakkan jarum jamnya. Dan kuyakin mesin ini mampu menemani sepanjang detik-detik putarannya berlalu, siang malam dan jika memang sudah usang sesekali ku harus ganti baterainya agar kembali berotasi melalui lorong waktu.
Kubuka jendela kamarku, hari sudah cerah dan aku harus bangkit dan lanjutkan perjalanan kehidupanku yang belum sempurna. Tidak lupa ku kenakan arlojiku yang akan selalu setia mengingatkanku akan batas-batas waktuku dalam setiap kerja dan usaha. Kapan aku harus makan, kapan aku harus istirahat, kapan harus refreshing.
Cinta ternyata bukanlah rangkaian kata-kata sempurna berhiaskan bunga-bunga dan coklat menjadi satu bungkusan parcel yang indah. Cinta itu adalah kenyataan hidup dan untaian perbuatan nyata. Cinta adalah kehangatan kasih dan tutur kata yang sekalipun tidak lembut namun dapat menghasilkan momentum besar di lubuk hati yang terdalam. Cinta juga tidak akan dibatasi oleh ruang dan waktu namun dia akan selalu hadir dan berotasi bersama kita dalam lorong waktu. Cinta itu ibarat kumpulan batu-batu  kecil yang terkumpul dari berbagai penjuru, bersatu dan saling menopang dengan fondasi yang sangat kuat berdirilah istana megah. Megah bukan karena tinggi yang menjulang. Megah karena ada hati yang saling menjaga, saling menguatkan, saling menolong.
*Nadya…. Percayalah pada kata hatimu. Percaya juga akan Cintamu. Cinta yang kau tebarkan pada sesamamu akan membawamu pada cinta sejatimu”







Setitik asa tak kugubris kendati perlahan menghampiriku
Dalam sotoh yang sudah

a sulit untuk dijalankan. Dan ketika kita bawakan ke dalam perasaan itupun serasa akan hambar jika tanpa perbuatan. Yah…. Cinta memang keajaiban
4 Tahun sudah aku menjalin hubungan denganmu. Ya kamu wanita yang sangat kupuja selama ini. Akhirnya kandas di tengah jalan. Cinta yang terangkai dengan kata dan perbuatan kini harus kutelan pahit-pahit . hilang dalam sekejap diterbangkan angin yang tak tau datangnya dari arah mana. Bertahun-tahun kita bangun hubungan kita dengan usaha dan penyatuan karakter yang sulit untuk dijalani. Kamu selalu bilang “cinta itu butuh pengorbanan”. Betul dan memang begitulah seharusnya. Mengorbankan keegoan pribadi untuk mempertahankan benih-benih cinta yang kita ukir bersama. Semua orang mengatakan itu di awal.
Berlalunya waktu, maka akupun melanjutkan jejak-jejak kaki masa depan yang akan kita raih bersama. Ini pun kulakukan agar kelak kita bisa bersama membangun kehidupan yang akan kita hiasin dengan canda tawa tangis dan semua kita arungi bersama. Ya… aku harus mengatakan sejujurnya bahwa “Relakan kepergianku sejenak, aku pasti kembali” katamu dengan lembut bersama sapaan bintang malam yang seakan-akan menambah indahnya lukisan kata-kata itu terangkai di masa mendatang.
Dengan sejuta harapan, tangisan dan doa merelakan jejak-jejak kaki itu menambah jumlahnya satu persatu di tiap tikungan jalanmu. Aku bahagia. Kembalilah dan bawaku bersamamu.
****
“tetep semangat ya…. Berikan yang terbaik dalam hari-harimu dan pekerjaanmu… miss u”
Kata-kata penyemangat yang entah sudah berapa kali kukirim ke inboxmu. Seminggu ya masih kudapatkan balasan sms dan teleponmu.
****
“tetep semangat ya…. Berikan yang terbaik dalam hari-harimu dan pekerjaanmu… love u… balas dunk”
****
Begitu berulang kali… sepertinya sibuk?? GALAU?? Tidak punya pulsa kayaknya udah nggak zaman deh…. HADUHHH…. Aku pun ikut Galau
****
Bulan berganti bulan. Sepertinya respect itu tetap sama. Apa yang harus kuperbuat?? Mampukah aku bertahan bersama sebait doa dan komitmen yang serasa telah dikurung dalam terali besi yang teramat susah untuk dibuka??? Akh tak kuasa membendung airmata ini. Tersenyum dalam perihnya kesendirian. Rangkaian doa serasa tertimbun oleh awan kehidupan yang mendung dan mengepul. Aku harus bertahan. Bukankah dia sudah berjanji akan membahagiakanku?? Kata-kata itu terngiang kembali dalam ingatan dan khayal.
Dan akhirnya dalam kakiku yang tertatih tanpa uluran tanganmu kucoba melangkah memijak bumi yang penuh onak duri. Sendiri. Lebih tepat dikatakan hidup dalam kesendirian. Manalah mungkin ku kuat dan bertahan jika hatimu terus menjauh dari hidupku. Tidaklah mungkin kata-kata manis terangkai sempurna bernilai 100 jika tutur sapa dan hadirmu tidak mewarnai hari.
Cinta, ya entah itu cinta namanya. Aku berjalan dan terus menapaki dalam bayang-bayang masa depan cerahku. Ku lirik arloji tanganku yang terus berputar tanpa henti. Dan ternyata hari ini dia tidak beroperasi. Kucoba mengganti mesinnya dengan elemen baru yang benar-benar mampu menggerakkan jarum jamnya. Dan kuyakin mesin ini mampu menemani sepanjang detik-detik putarannya berlalu, siang malam dan jika memang sudah usang sesekali ku harus ganti baterainya agar kembali berotasi melalui lorong waktu.
Kubuka jendela kamarku, hari sudah cerah dan aku harus bangkit dan lanjutkan perjalanan kehidupanku yang belum sempurna. Tidak lupa ku kenakan arlojiku yang akan selalu setia mengingatkanku akan batas-batas waktuku dalam setiap kerja dan usaha. Kapan aku harus makan, kapan aku harus istirahat, kapan harus refreshing.
Cinta ternyata bukanlah rangkaian kata-kata sempurna berhiaskan bunga-bunga dan coklat menjadi satu bungkusan parcel yang indah. Cinta itu adalah kenyataan hidup dan untaian perbuatan nyata. Cinta adalah kehangatan kasih dan tutur kata yang sekalipun tidak lembut namun dapat menghasilkan momentum besar di lubuk hati yang terdalam. Cinta juga tidak akan dibatasi oleh ruang dan waktu namun dia akan selalu hadir dan berotasi bersama kita dalam lorong waktu. Cinta itu ibarat kumpulan batu-batu  kecil yang terkumpul dari berbagai penjuru, bersatu dan saling menopang dengan fondasi yang sangat kuat berdirilah istana megah. Megah bukan karena tinggi yang menjulang. Megah karena ada hati yang saling menjaga, saling menguatkan, saling menolong.
*Nadya…. Percayalah pada kata hatimu. Percaya juga akan Cintamu. Cinta yang kau tebarkan pada sesamamu akan membawamu pada cinta sejatimu”







Setitik asa tak kugubris kendati perlahan menghampiriku
Dalam sotoh yang sudah

Tulisan yang menang

TIGA TULISAN TERBAIK
(Berhak mendapatkan masing-masing 1 unit sepeda dan bingkisan menarik dari Harian KOMPAS)
TUJUH TULISAN FAVORIT
(Berhak mendapatkan bingkisan menarik dari Harian KOMPAS)
Bagi pemenang dipersilakan melakukan verifikasi akun dengan melengkapi data di Personal Info. Setelah verifikasi, kirim email pemberitahuan ke kompasiana[at]kompasiana[dot]com cc setiawan.dieki[at]gmail[dot]com dengan subyek “Pemenang  Women Fiesta″ paling lambat dua minggu setelah pengumuman ini.
Pihak KOMPAS.com & Harian KOMPAS akan menghubungi pemenang yang sudah melakukan verifikasi akun dan mengirimkan email untuk pengambilan hadiah.
Selamat buat para Pemenang! (DIN/RUL)